MANAJEMEN RESIKO TEKNOLOGI INFORMASI
UNTUK KEBERLANGSUNGAN LAYANAN PUBLIK MENGGUNAKAN FRAMEWORK INFORMATION
TECHNOLOGY INFRASTRUCTURE LIBRARY
(ITIL VERSI 3)
(ITIL VERSI 3)
ABSTRAKS
Kemajuan teknologi
Informasi dan komunikasi (TIK) serta meluasnya perkembangan infrastruktur
informasi global telah mengubah pola dan cara beraktivitas pada organisasi,
institusi, industri, maupun pemerintahan. Fakta semakin meningkatnya
ketergantungan organisasi kepada TI untuk mencapai tujuan strategi dan
kebutuhan organisasi menjadi pendorong utama pentingnya TIK. Manajemen TI dan
merencanakan strategi-strategi dalam keberlangsungan layanan TI harus dilakukan
secara sistematis dan latihan yang terus menurus untuk meningkatkan dan
memperbaiki layanan TI.
Kata Kunci: Manajemen
resiko TI, ITIL,Layanan TI
PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) serta meluasnya perkembangan infrastruktur
informasi global telah mengubah pola dan cara beraktivitas pada organisasi,
institusi, industri, maupun pemerintahan. Fakta semakin meningkatnya
ketergantungan organisasi kepada TI untuk mencapai tujuan strategi dan
kebutuhan organisasi menjadi pendorong
utama pentingnya TIK. Ketergantungan tersebut menyebabkan tumbuhnya kebutuhan
akan layanan TI berkualitas tinggi yang mengikuti kebutuhan organisasi dan user
yang sesuai dengan perkembangannya.
Penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka pelayanan publik memerlukan tata kelola yang
baik(Permenkominfo, 2007). Di sisi lain, penggunaan TIK oleh institusi pemerintahan
sudah dilakukan sejak beberapa dekade lalu, dengan intensitas yang semakin
meningkat. Dalam upaya memastikan penggunaan TIK tersebut benar-bbenar
mendukung tujuan penyelenggaraan pemerintahan, dengan memperhatikan efisiensi
penggunaan sumber daya dan pengelolaan risiko terkait dengan itu, maka
diperlukan tata kelola TI (Permenkominfo, 2007).
Untuk meminimilasi
resiko tersebut, setiap instansi pemerintahan daerah diharapkan dapat menyusun
langkah terpadu untuk menjamin keberlangsungan layanan agar tetap dapat
berfungsi dengan baik terutama dalam penggunaan layanan TI.
Information Technology
Infrastructure Library (ITIL) sebagai suatu kerangka kerja manajemen layanan TI
dapat digunakan sebagai panduan dalam menyusun langkah-langkah operasional
tersebut. Dengan kerangka kerja ITIL diharapkan resiko yang mungkin terjadi
dapat diminimalisasi serta dapat dilakukan mitigasi resiko dalam upaya menjaga
keberlangsungan layanan TI.
MANAJEMEN RESIKO TI
MANAJEMEN RESIKO TI
Resiko merupakan fungsi
kemungkinan (likelihood) sumber ancaman (threat-source) mengeksploitasi
kerentanan (vulnerability) potensial, yang menghasilkan dampak (impact)
kejadian yang merugikan organisasi (Spremic, 2008). Menurut Spremic, resiko
yang terjadi pada pemanfaatan TI dapat memberikan dampak negatif terhadap aset
TI (data, software, hardware), layanan TI, bisnis proses, serta organisasi
secara keseluruhan.
Sedangkan menurut IT
governance, IT Audit dan IT security, manajemen resiko TI adalah proses untuk
memahami dan memberikan respon terhadap faktor yang dapat menyebabkan kegagalan
dalam autentikasi, non-repudiation, kerahasiaan, integritas atau ketersediaan
dari sistem informasi. Sesuai dengan kebijakan yang tertuang didalam
Permenkominfo no 41 tahun 2007, bahwa dalam rangka melakukan tata kelola TI
oleh institusi pemerintahan perlu dilakukan manajemen resiko yang mencakup
resiko proyek, resiko atas informasi, dan resiko atas keberlangsungan layanan
(Permenkominfo, 2007).
2.1 Perencanaan Manajemen Resiko TI
Menurut Spremic (2008) untuk
keberhasilan dalam menjaga segala sesuatu yang dapat menyebabkan permasalahan,
setiap organisasi harus membangun metode dan teknik untuk mengendalikan
insiden-insiden yang terjadi pada TI dan untuk mengidentifikasi resiko yang mungkin
terjadi. Terdapat tahapan-tahapan penting dalam perencanaan manajemen resiko
TI:
Identifikasi dan klasifikasi resiko
TI,
Penilaian resiko TI (Business Impact
Analysis) dan menentukan prioritas,
Strategi penanggulangan resiko TI –
identifikasi pengendalian TI,
Implementasi dan dokumentasi dari
penanggulangan resiko (pengendalian TI),
Pendekatan portofolio resiko TI dan
keselarasan dengan strategi bisnis,
Pengawasan berkala terhadap tingkat
resiko TI dan audit.
2.2 Kerangka Kerja Manajemen Resiko TI
Prinsip M_o_R – prinsip-prinsip
tersebut merupakan esensi dalam pengembangan praktik manajemen resiko yang baik
dan diturunkan dari prinsip-prinsip tatakelola perusahaan (corporate
governance).
Pendekatan M_o_R – pendekatan organisasi untuk prinsip-prinsip tersebut
dibutuhkan untuk mendefinisikan dan persetujuan dalam dokumen berikut:
- Kebijakan manajemen resiko
- Panduan proses
- Perencanaan
- Registrasi resiko
- Permasalahan log
Proses M_o_R – berikut ini
menjelaskan empat tahapan aktivitas dalam manajemen resiko:
- Identifikasi – ancaman dan peluang
dalam aktivitas yang dapat mempengaruhi kemampuan dalam mencapai tujuan.
- Menilai – pemahaman net effect dari identifikasi ancaman dan peluang aktivitas yang dilakukan.
- Menilai – pemahaman net effect dari identifikasi ancaman dan peluang aktivitas yang dilakukan.
- Merencanakan – mempersiapkan
tanggapan manajemen secara spesifik yang dapat mengurangi ancaman dan
memaksimalkan peluang.
- Implementasi – penerapan rencana
manajemen resiko, mengawasi efektivitas dan mengambil langkah yang diperlukan
dalam menanggulangi ekspektasi yang tidak sesuai.
Embedding dan reviewing M_o_R diperlukan
review keberlanjutan dan peningkatan bahwa hal tersebut masih baik untuk
digunakan Komunikasi diperlukan aktivitas komunikasi yang tepat dalam menjamin
bahwa setiap orang tetap up to date dengan perubahan dalam ancaman, peluang dan
seluruh aspek manajemen resiko.
2.3 Information Technology Service Continuity Management (ITSCM)
ITSCM merupakan salah satu proses area
dari service design ITIL versi 3. Tujuan dari ITSCM adalah untuk mendukung
seluruh proses manajemen keberlangsungan bisnis dengan memastikan bahwa
kebutuhan teknis TI dan fasilitas layanan (termasuk sistem komputer, jaringan,
aplikasi, data repositories, telekomunikasi, lingkungan, dukungan teknis dan
service desk) dapat kembali beroperasi dan sesuai dengan timescale bisnis.
Sasaran dari ITSCM diantaranya adalah
untuk :
- Memelihara rencana-rencana
berkelanjutan layanan TI (IT service continuity plans) dan rencana-rencana
pemulihan TI yang mendukung kelanjutan bisnis,
- Melengkapi exercise business impact
analysis (BIA) secara teratur untuk menjamin seluruh rencana-rencana
berkelanjutan dikelola agar selaras dengan dampak perubahan dan kebutuhan
bisnis,
- Menyediakan panduan dan saran untuk
seluruh area bisnis dan TI yang berkaitan dengan kelanjutan dan pemulihan,
- Memastikan mekanisme yang tepat untuk
kelanjutan dan pemulihan agar sesuai dengan tujuan kelanjutan bisnis,
- Menilai dan dampak perubahan pada
rencanarencana kelanjutan layanan TI dan rencanarencana pemulihan TI,
- Memastikan bahwa ketersediaan layanan
diimplementasikan sesuai dengan anggaran yang ditetapkan.
IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI
3.1 Tahap Inisialisasi
Pada tahap ini dilakukan
aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
-> Penentuan kebijakan – hal ini harus
dibangun dan dikomunikasikan sehingga semua orang yang ada di organisasi dapat
terlibat. Dalam kebijakan ini ditentukan sasaran serta fokus dari manajemen.
Peran dari pimpinan sangat menentukan keberhasilan dari kegiatan yang
dilaksanakan.
-> Lingkup – pada tahap ini ditentukan
lingkup serta tanggungjawab dari setiap staf yang ada diorganisasi. Kewenangan
dan tanggungjawab dari setiap staf disesuaikan dengan kemampuan dan kapabilitas
yang dimilikinya, agar mendukung terhadap setiap kegiatan yang akan
dilaksanakan.
-> Alokasi Sumberdaya – keberlangsungan
dari bisnis membutuhkan sumberdaya diantaranya uang dan sumberdaya manusia. Hal
ini sangat penting untuk mendukung kelangsungan dari proses. Penentuan alokasi
sumberdaya dengan tepat dapat mengefisiensikan kinerja yang dilakukan.
-> Struktur pengendali dan Organisasi
Proyek – kegiatan yang dilakukan perlu diorganisir dan dikendalikan dengan
baik, karena kegiatan yang bersifat kompleks sehingga perlu dilakukan
langkah-langkah sistematis dan terkendali.
-> Perencanaan dan Proyek yang
berkualitas – perencanaan yang baik dapat menjamin keberhasilan pencapaian
kualitas kegiatan. Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan perlu direncanakan
dengan matang agar hasil yang diperoleh dapat dimaksimalkan serta meminimalisasi
resiko-resiko yang terjadi.
3.2 Tahap Kebutuhan dan Strategi
3.2.1 Analisis Resiko
Pada tahap ini menilai level resiko
dan membuat ranking resiko dengan mempertimbangkan faktor kecenderungan
(likelihood) dan besarnya dampak resiko (impact). Pada proses penilaian ini
memanfaatkan kerangka kerja Management of Risk (M_o_R). Pendekatan analisa
resiko dapat secara kualitatif atau kuantitatif.
3.2.2 Strategi Keberlangsungan Layanan TI
Setelah mengetahui resiko-resiko yang
terjadi serta prioritas yang harus dilakukan dari hasil analisis resiko maka
dapat dirancang strategi-strategi untuk keberlangsungan layanan TI.
PENUTUP
PENUTUP
Keberlangsungan layanan pada pelayanan publik merupakan salah
satu hal yang perlu ditata kelola agar penyelenggaran pelayanan dapat
terselenggara dengan baik sehingga masyarakat dan pengguna dapat terlayani
sesuai dengan kebutuhannya. Manajemen resiko TI dan merencanakan
strategistrategi dalam keberlangsungan layanan TI harus dilakukan secara
sistematis dan latihan yang terus menerus untuk meningkatkan dan memperbaiki
proses layanan TI.
No comments:
Post a Comment